Bahaya anemia dan cara mencegahnya
Saturday, September 12, 2015
Edit
Zat Besi merupakan mineral yang sangat penting di dalm tubuh kita. Fungsi zat besi yang utama adalah pembentukan sel darah merah. Sel-sel darah merah membuat hemoglobin, yang membawa oksigen ke jaringan di dalam tubuh kita. Tingkat zat besi normal 40-150 ug/dL (wanita) dan 50-160 ug / dL (laki-laki). Anemia atau kekurangan sel darah merah bisa terjadi ketika seseorang mengalami kekurangan zat besi dalam tubuh mereka, sehingga menyebabkan konsentrasi hemoglobin menjadi rendah. Penyebab paling umum anemia adalah kekurangan asupan zat besi. Sedangkan penyebab lainnya bisa diakibatkan karena pendarahan atau kehilangan darah, yang biasanya terjadi pada saluran pencernaan.
Gejala awal anemia meliputi lelah, pusing, lemas dan sulit fokus. Jika hal ini terjadi pada anda, sebaiknya periksakan diri ke dokter apakah anda sedang mengalami anemia atau tidak. Anemia sebenarnya tidak terlalu berbahaya jika dalam tahap awal dan tidak parah, tetapi jika sudah masuk tahap kronis bisa menimbulkan masalah serius bagi kesehatan, seperti kerapuhan pada rambut, gusi bengkak, kurang nafsu makan, bahkan sesak nafas. Beberapa bahaya lain anemia meliputi:
Komlikasi penyakit jantung. Seseorang yang mengalami defisit darah merah (anemia) beresiko besar terkena komplikasi yang mempengaruhi organ jantung. Salah satunya adalah denyut jantung tidak normal. Bahkan dalam tahap kronis bisa mengakibatkan gagal jantung (di mana jantung tidak memompa darah ke seluruh tubuh dengan benar).
Lebih rentan terhadap penyakit. Penelitian menunjukkan bahwa kekurangan zat besi (yang menjadi penyebab anemia) dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh Anda, sehingga membuat sesorang lebih mudah terserang penyakit, terutama penyakit yang terkait dengan melemahnya sistem imun seperti serangan virus dan infeksi. Untuk mencegah hal tersebut anda dapat mengkonsumsi makanan penambah darah yang mengandung tinggi zat besi dan vitamin B12.
Beresiko lahir prematur. Bagi wanita hamil, memenuhi kebutuhan nutrisi merupakan hal yang harus dilakukan, terutama zat besi. Hal ini dikarenakan anemia pada wanita hamil memiliki tingkat bahaya yang lebih tinggi dibandingkan kondisi biasanya. Pada anemia ringan, mungkin tidak terlalu berbahaya, tapi anemia parah pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga menempatkan ibu pada risiko tinggi melahirkan prematur. Selain itu, anemia juga meningkatkan kemungkinan komplikasi bagi ibu dan bayi, jadi sangat penting bagi sang ibu untuk mendapatkan asupan zat besi dan vitamin B12 yang cukup selama masa kehamilan.
Mempengaruhi pertumbuhan. Anemia selain berbahaya bagi sang ibu ternyata juga bisa mempengaruhi tumbuh kembang sang bayi. Kekurangan zat besi yang parah pada anak-anak dan bayi dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan fisik dan mental mereka. Selain itu, anemia juga membuat anak lebih rentan terhadap serangan infeksi dan virus.
Untuk mencegah anemia anda bisa memulainya dengan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi zat besi, vitamin C, asam folat dan vitamin B12.
Beberapa makanan terebut diantaranya:
Zat besi: daging merah, kentang, seafood, telur ikan dan buah kurma
Vitmin B12: daging merah, telur, tuna, sarden dan hati unggas
Vitamin C: buah jeruk, strawberry, kiwi, pepaya, paprika merah dan tomat
Asam folat: sayur bayam, kacang merah, brokoli, buah alpukat dan biji bunga matahari
![]() |
ilustrasi kekurangan sel darah merah |
Gejala awal anemia meliputi lelah, pusing, lemas dan sulit fokus. Jika hal ini terjadi pada anda, sebaiknya periksakan diri ke dokter apakah anda sedang mengalami anemia atau tidak. Anemia sebenarnya tidak terlalu berbahaya jika dalam tahap awal dan tidak parah, tetapi jika sudah masuk tahap kronis bisa menimbulkan masalah serius bagi kesehatan, seperti kerapuhan pada rambut, gusi bengkak, kurang nafsu makan, bahkan sesak nafas. Beberapa bahaya lain anemia meliputi:
Komlikasi penyakit jantung. Seseorang yang mengalami defisit darah merah (anemia) beresiko besar terkena komplikasi yang mempengaruhi organ jantung. Salah satunya adalah denyut jantung tidak normal. Bahkan dalam tahap kronis bisa mengakibatkan gagal jantung (di mana jantung tidak memompa darah ke seluruh tubuh dengan benar).
Lebih rentan terhadap penyakit. Penelitian menunjukkan bahwa kekurangan zat besi (yang menjadi penyebab anemia) dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh Anda, sehingga membuat sesorang lebih mudah terserang penyakit, terutama penyakit yang terkait dengan melemahnya sistem imun seperti serangan virus dan infeksi. Untuk mencegah hal tersebut anda dapat mengkonsumsi makanan penambah darah yang mengandung tinggi zat besi dan vitamin B12.
Beresiko lahir prematur. Bagi wanita hamil, memenuhi kebutuhan nutrisi merupakan hal yang harus dilakukan, terutama zat besi. Hal ini dikarenakan anemia pada wanita hamil memiliki tingkat bahaya yang lebih tinggi dibandingkan kondisi biasanya. Pada anemia ringan, mungkin tidak terlalu berbahaya, tapi anemia parah pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga menempatkan ibu pada risiko tinggi melahirkan prematur. Selain itu, anemia juga meningkatkan kemungkinan komplikasi bagi ibu dan bayi, jadi sangat penting bagi sang ibu untuk mendapatkan asupan zat besi dan vitamin B12 yang cukup selama masa kehamilan.
Mempengaruhi pertumbuhan. Anemia selain berbahaya bagi sang ibu ternyata juga bisa mempengaruhi tumbuh kembang sang bayi. Kekurangan zat besi yang parah pada anak-anak dan bayi dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan fisik dan mental mereka. Selain itu, anemia juga membuat anak lebih rentan terhadap serangan infeksi dan virus.
Untuk mencegah anemia anda bisa memulainya dengan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi zat besi, vitamin C, asam folat dan vitamin B12.
Beberapa makanan terebut diantaranya:
Zat besi: daging merah, kentang, seafood, telur ikan dan buah kurma
Vitmin B12: daging merah, telur, tuna, sarden dan hati unggas
Vitamin C: buah jeruk, strawberry, kiwi, pepaya, paprika merah dan tomat
Asam folat: sayur bayam, kacang merah, brokoli, buah alpukat dan biji bunga matahari